Disini kita bertanya-tanya kenapa al-Qur’an tidak dikumpulkan pada satu mushaf saja pada zaman Rasulullah saw. Sebabnya adalah :
- Al-Qur’an tidak diturunkan satu kali, melainkan secara berangsur-angsur. Sehingga tidak mungkin untuk mengumpulkannya sebelum turun secara sempurna
- Sebagian ayat-ayat al-Qur’an ada yang dinaskh. Jika demikian, mana mungkin dapat dikumpulkan dalan satu mushaf
- Urutan ayat dan surat tidak menurut urutan turunnya. Kadang ada sebagian yang diturunkan pada akhir wahyu , akan tetapi justru urutannya terletak pada permulaan-permulaan surat. Hal ini memungkinkan terjadinya perubahan penulisan
- Jarak dan waktu antara akhir turunnya wahyu dengan wafat Rasulullah Saw. adalah relatif singkat. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa antara akhir ayat yang diturunkan : (واتّقوا يوما تُرجعون فيه إلى الله) Dengan pulangnya Rasulullah Saw. Ke rahmatullah hanya sembilan malam. Jadi, masa itu sangat pendek. Padahal tidak mungkin mengumpulkan al-Qur’an sebelum sempurna diturunkan.
- Tidak ada alasn untuk mengumpulkan menjadi satu mushaf sebagaimana yang didapat pada masa Abu Bakar. Pada masa Rasulullah Saw. Kondisi kaum muslimin relatif stabil, begitu banyak para qurra’serta terjaga dari fitnah. Berbeda pada masa Bau Bakar, dimana banyak huffadz yang terbunuh sehingga dikahawatirkannya hilangnya ak-Qur’an.
Jelasnya, jika al-Qur’an di kumpulkan menjadi satu mushhaf, padahal situasi dan kondisi saat itu seperti yang telah disebutkan diatas, tentu saja al-Qur’an terpaksa diubah-ubah atau diganti-ganti mana kala terjadi naskh atau sebab baru. Padahal, alat-alat tulis tidak cukup memadai, sehingga tidak dapat meninggalkan mushhaf lama, lantas berpegang pada mushaf baru. Karena memang tidak mungkin setiap bulan atau hari mewujudkan mushhaf yang berisikan ayat-ayat al-Qur’an secara utuh. Akan tetapi setelah sempurna turunnya al-Qur’an dan setelah Rasulullah Saw. wafat, sekaligus aman dari naskh dan telah diketahui urutan (ayat dan surat), maka baru memungkinkan untuk mengumpulkan menjadi satu mushhaf. Inilah yang telah dilakukan oleh Abu Bakar ash-Shiddiq r. a. Semoga beliau mendapatkan pahala dan balasan sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Amin.
Source : Syeikh Muhammad Aly Ash-Shabuni, At-Tibyan Fi Ulumil-Qur’an
0 comments:
Post a Comment
terimakasih ^_^