Tuesday, 17 March 2015



Bila menemukan manuskrip selalu ingat mata kuliah “Filologi” yang diampu Dr. Adib Shofia dulu yakni ilmu yang meneliti masa kuno dari suatu bahasa berdasarkan naskah-naskah yang tertulis. Merupakan ilmu yang ditujukan pada studi tentang teks yang tersimpan dalam peninggalan tulisan masa lampau. Nah kali ini saya menemukan sebuah manuskrip setelah bersih-bersih rak rak buku di rumah. Manuskrip Terjemah kitab “Nadzmus Sulamul Munauraqi Fil Manthiqi ” Karangan Syaikh Abdurrahman al-A’shari yang ditulis tangan, diterjemahkan dan di syarahi oleh KH. Bisri Musthofa, Rembang.


KH. Bisri Musthofa seorang ulama kelahiran 1915 ini adalah seorang ulama Nusantara yang produktif dalam menulis, selain kitab yang saya temukan beliau juga menyusun kitab tafsir ­al-ibriz dan masih banyak lainnya. Pernah nyantri kepada Kiai Cholil Kasingan dan kemudia nekad pergi ke Mekkah dengan hasil jual kitab Bijuarimi Iqna’ dengan harga tiket berangkat haji pada tahun 1936 hanya Rp. 185,- tanpa bekal cukup di Makkah pun beliau numpang di rumah Syaikh Chamid Said sebagai khadam pembantu. Di sanalah Beliau menimba ilmu setahun di Mekkah kepada Kiai Bakir, Syeikh Umar Hamdan, Syaikh Ali Maliki, Sayid Alawi dan Kiai Abdul Muhaimin. Maka tak ayal jika beliau sangat produktif dalam mengarang kitab. KH. Bisri Musthofa merupakan ayahanda dari KH. Mustofa Bisri, Kiai yang nyentrik dengan puisi-puisinya dan juga pernah aktif di twitter. 

Kembali kepada manuskrip tadi. Pada manuskrip tersebut keadaan Teksnya masih 90% bagus, ditulis menggunakan bahasa arab dan keterangan dan terjemahan menggunakan bahasa jawa huruf pegon. Sekilas bahasanya bisa dimengerti meskipun ada beberapa teks yang mulai pudar bukan karena rusak namun karena tintanya yang pudar.  Naskah ini dari sampul berbahan kertas tebal dan kertas di dalamnya dari bahan daluwang (sepertinya) karena kertas yang agak tebal dan berwarna coklat. Tidak ditemukan watermark pada kertas.  Muatan naskah berisi, Nadzom (syiir) berbahasa arab yang diberikan terjemah makno gandul kemudian diberi keterangan / syarah dengan bahasa jawa menggunakan huruf pegon. Terdiri dari 19 Bab pembahasan. 

Manuskrip ini dari keterangan yang ada pada teks selesai ditulis oleh KH. Bishri Mushtofa  pada 12 Rabiul Awal  tahun  1373 H. atau 19 Nopember 1953 jadi usia teks ini 62 tahun dan kemungkinan ini ditulis setelah ia Mekkah (1936-1937). Jauh sebelum saya lahir, eh bapak saya deh.
Kenapa kitab itu ada di sini? Sepertinya kakek saya pernah belajar kitab itu dan kitab-kitab lain selain manuskrip tadi. Karena dalam sampulnya terdapat tulisan arab kecil dengan mana kakek saya dan juga saya menemukan kitab tafsir al-ibris yang sudah cetakan alias bukan tulis tangan yang keadaannya sebagian sudah tidak utuh lagi ada beberapa yang rusak.

Masih butuh penelitian mendalam tentang manuskrip ini. Dan sekarang akan saya simpan baik-baik. Dan sepertinya pengen berburu manuskrip-manuskrip kitab-kitab kuno lagi, sepertinya manarik mengkaji ilmu filologi terutama yang berhubungan dengan kitab-kitab jaman dahulu. Meskipun syarat menjadi filolog itu berat, tapi paling tidak membantu menyelamatkan manuskrip-manuskrip lama yang kemungkinan bisa dijadikan objek penelitian lebih dalam itu juga lebih baik. I’mal mas tatha’ta. 

halaman judul
muqaddimah
muqaddimah, keterangan dibawah al-faqir Bishri Musthofa


Daftar isi

keterangan di akhir kitab. "Rembang Tsani 'asyara Robiul Awwali 1373 H..


Sumber:

-   Manuskrip Terjemah kitab “Nadzmus Sulamul Munauraqi Fil Manthiqi ” Karangan Syaikh Abdurrahman al-A’shari yang
   ditulis tangan, diterjemahkan dan di syarahi oleh KH. Bisri Musthofa
-  PPT Matkul Filologi dan Linguistik dari Dr. Adib Shofia  
-  Buku Menapak Jejak Mengenal Watak Sekilas Biografi 26 Tokoh Nahdlatul Ulama, Yayasan Saifuddin Zuhri

2 comments:

  1. salut dg ulama2 yg cinta banget sama ilmu seperti beliau ya, demi ilmu sampe nekat merantau dg modal minim :) oiya isi manuskripnya sendiri tentang apa Dib, sepertinya menarik.

    ReplyDelete

terimakasih ^_^