Bioskop adalah tempat untuk menonton pertunjukan film dengan
menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar menggunakan
proyektor. Tentunya banyak kita jumpai di perkotaan, sebagai salah satu tempat
andalan mereka yang selalu update film-film terbaru termasuk Film di Indonesia.
Kalau ditanya kamu hobby Nonton di Bioskop? Film apa? sama
siapa? Tanya dulu deh "Ada Bioskop ga di daerahmu?" Maka tak jawab
ada 3 (Bekas Bioskop) alias sudah mati dan jadi gedung pertemuan yang lain
entah jadi apa. Iya begitulah realita yang ada. Bioskop memang banyak berkembang di kota-kota
besar, dulu jaman Pak Harto di sini juga ada 3 bioskop yang sempat jaya dan
kini tinggal gedungnya saja. Saya yakin
banyak daerah-daerah selain di sini di Indonesia yang jauh dari Bioskop bah kan
tidak ada bioskop nya dari awal daerah itu muncul di Bumi hingga saat ini.
Menurut saya minat nonton film bagi yang tinggal di daerah itu sangat rendah
mungkin hanya sepersekian persen saja dan itu hanya dari kalangan pemuda. Kalau
film di tv atau sinetron bisa jadi tinggi. Karena mayoritas media mendapatkan
informasi dan hiburan elektronik bagi masyarakat di daerah adalah televisi.
Mengenai trend Film Indonesia 2015 saya mencoba wawancara
dengan salah satu rekan saya yang di Jogja yang aktif di dunia perfilman. Kang
Ali dia adalah Ketua JCM 2013 Komunitas Film UIN Sunan Kalijaga
Menurutnya “jadi kalo masalah trend film itu sebenarnya polanya sangat
bisa dibaca, misalnya pada tahun 2013an ada film horror yang laris manis di
pasaran lalu yang lain mengikutinya hingga menjamur. Bisa juga kita lihat pada
tahun 2013an dan 2014 ketika 5cm yang merupakan film adaptasi novel meraih
penonton yang luar biasa, kemudian film adaptasi novel semakin merame. Nah kalau
film 2015 menurut dia masih terbawa film-film akhir 2014 yang lagi rame-ramenya
film biografi. Habibi Ainun, Soekarno, sekarang ada Hos Cokro, dibalik 98 dan
film biografi lainnya…. dan film-film standart
dengan bintang yang lagi naik daun, seperti Celsea Islan dll.” Tentang
komunitas film di daerah-daerah sepertinya sangat sedikit bahkan tidak ada.
Bagaimana dengan Blogger Film?
Blogger yang menulis ulasan film atau Blogger yang di filmkan dari cerita-cerita di blognya seperti Raditya Dika yang terkenal berawal dari Blog. Keduanya bisa jadi terjadi, bagi yang menulis tentang ulasan film yang rekomendasi bagi mereka yang hobby nonton film.
Blogger yang menulis ulasan film atau Blogger yang di filmkan dari cerita-cerita di blognya seperti Raditya Dika yang terkenal berawal dari Blog. Keduanya bisa jadi terjadi, bagi yang menulis tentang ulasan film yang rekomendasi bagi mereka yang hobby nonton film.
Iya nih masih terbawa akhir 2014 sekarang. Ya pemainnya lah, ceritanya lah. :D
ReplyDeletebegitu menurut yang ahli dibidangnya. :D
DeleteBiasa sih ya, namanya juga awal tahun. :)
Deleteooh pak Raditya Dika itu dulu blogger ya? baru tahu saya...
ReplyDeletebicara tentang bekas bioskop ada tuh bekas gedung di Pasar Cisalak,
ooh trend film itu ada musimnya juga yah...
aku ga hobi nonton bioskop, hwehe
widih wawancara ketua komunitas, kereeen....
@guru5seni8
http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com
iyaa...
Deleteiya nih film biografi makin laris ya,
ReplyDeletekalo tokoh2nya inspiratif kayak habibi atau sukarno biasanya film nya juga keren :D
yang penting digarap dengan bener,, seperti dikatakan kang ali di bawah itu
DeleteFilm biografi memang bagus, banget malahan. Tapi kalok yang nggarap bener . Gmn kalok nggak bener ? Gimana kalok sejarah diselewengkan ?
ReplyDeletesaya setuju kang
Deletemantap, semoga saja film nasional makin terkenal dan makin diminati di negeri sendiri :)
ReplyDeleteamin
DeleteMenurutku tetap aja sih, ujung-ujungnya adaptasi dari buku. Btw ternyata memang ada ya komunitas film. Kok di Surabaya gak gitu terdengar gaungnya..
ReplyDeletewah perlu dicari itu, siapa tau ternyata komunitasnya sudah banyak
Deletemampir kemari ni mas, sambil numpang jualan :d :)
ReplyDeletemonggo mbak riri... yang di atas itu langganan saya kalo beli VCD edukasi anak2. dia distributornya dari kastari animation *iklan :D
DeleteKalo saya malah lebih suka film-film jadul sih, Mas.
ReplyDeleteMaklumlah, sama film-film sekarang jadi #gagalpaham. :)
@nuzululpunya
hehe faktor K atau faktor U itu pak hihi... :P
Deleterodok eman2 nek ndelok Film Indonesia kudu ning kediri disik. HUAHUAHUAHAUHAU...
ReplyDeletehehe iyo mas,, beginilah kita yang di Nganjuk, tapi aku rapopo :D
Delete2015 trennya film biografi, berarti kita harus siap-siap kalau kisah hidup kita difilmkan dong *emang siapa gue* =))
ReplyDelete@f_nugroho
di kota besar spt Jakarta jg ada kok bioskop-bioskop yg gulung tikar, Dib... bahkan ada yg termasuk grup 21 juga. :) Waduh jauh juga kalo mesti ke Kediri dulu demi nonton di bioskop. Hehe... @RuriOnline
ReplyDeleteFilm biografi bisa juga, dan yang lagi marak sepertinya film-film laga yah, seperti sinetron yang di RCTI itu. Ceritanya kan diambil dari buku , dan udah ada 2 di stasiun itu yang mengambil cerita buku menjadi sinetron.
ReplyDeleteBiografi juga berasa dari buku, apa mereka para pembuat film mechanisms ide yah.. ?
@rin_mizsipoel
Betul tu, trend film akan sangat tergantung dengan genre film yang paling laku di pasaran.
ReplyDeleteyup betul sekali,,, karena orientasi mereka adalah berbisnis ya tentu mengikuti minat pasar yang paling laku.
DeleteWah, sayang sekali ya bioskopnya udah alih fungsi jadi gedung yang lain. Padahal kalau dipertahankan bisa rame tu
ReplyDelete@bahruladitya
Namanya juga gulung tikar :D
DeleteHahaha... Mereka pindah tempat kali :d
DeleteKata mas ndop, nganjuk gak ono bioskop, yen kepengen nonton yo kudu merantau ke kota sebelah. Semoga di Nganjuk dibikin satu bioskop biar warganya bisa ikut memajukan Film Indonesia.
ReplyDeleteiyo nda... kudu moro neng kediri disek
DeleteDulu pas masih di Banyuwangi, nunggu ke Surabaya dulu kalau mau nonton pilem di bioskop.
ReplyDelete#kalau trend film 2016, sdh bisa dibaca apa belum neh?
@ririekayan
Film Indonesia masih banyak yang pasaran
ReplyDelete