Tuesday, 3 February 2015




Bioskop adalah tempat untuk menonton pertunjukan film dengan menggunakan layar lebar. Gambar film diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Tentunya banyak kita jumpai di perkotaan, sebagai salah satu tempat andalan mereka yang selalu update film-film terbaru termasuk Film di Indonesia.
Kalau ditanya kamu hobby Nonton di Bioskop? Film apa? sama siapa? Tanya dulu deh "Ada Bioskop ga di daerahmu?" Maka tak jawab ada 3 (Bekas Bioskop) alias sudah mati dan jadi gedung pertemuan yang lain entah jadi apa. Iya begitulah realita yang ada.  Bioskop memang banyak berkembang di kota-kota besar, dulu jaman Pak Harto di sini juga ada 3 bioskop yang sempat jaya dan kini tinggal gedungnya saja.  Saya yakin banyak daerah-daerah selain di sini di Indonesia yang jauh dari Bioskop bah kan tidak ada bioskop nya dari awal daerah itu muncul di Bumi hingga saat ini. Menurut saya minat nonton film bagi yang tinggal di daerah itu sangat rendah mungkin hanya sepersekian persen saja dan itu hanya dari kalangan pemuda. Kalau film di tv atau sinetron bisa jadi tinggi. Karena mayoritas media mendapatkan informasi dan hiburan elektronik bagi masyarakat di daerah adalah televisi.

Mengenai trend Film Indonesia 2015 saya mencoba wawancara dengan salah satu rekan saya yang di Jogja yang aktif di dunia perfilman. Kang Ali dia adalah Ketua JCM 2013 Komunitas Film UIN Sunan Kalijaga 


Menurutnya “jadi kalo masalah trend film itu sebenarnya polanya sangat bisa dibaca, misalnya pada tahun 2013an ada film horror yang laris manis di pasaran lalu yang lain mengikutinya hingga menjamur. Bisa juga kita lihat pada tahun 2013an dan 2014 ketika 5cm yang merupakan film adaptasi novel meraih penonton yang luar biasa, kemudian film adaptasi novel semakin merame. Nah kalau film 2015 menurut dia masih terbawa film-film akhir 2014 yang lagi rame-ramenya film biografi. Habibi Ainun, Soekarno, sekarang ada Hos Cokro, dibalik 98 dan film biografi lainnya…. dan film-film  standart dengan bintang yang lagi naik daun, seperti Celsea Islan dll.” Tentang komunitas film di daerah-daerah sepertinya sangat sedikit bahkan tidak ada.
Bagaimana dengan Blogger Film?
Blogger yang menulis ulasan film atau Blogger yang di filmkan dari cerita-cerita di blognya seperti Raditya Dika yang terkenal berawal dari Blog. Keduanya bisa jadi terjadi, bagi yang menulis tentang ulasan film yang rekomendasi bagi mereka yang hobby nonton film.




31 comments:

  1. Iya nih masih terbawa akhir 2014 sekarang. Ya pemainnya lah, ceritanya lah. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. begitu menurut yang ahli dibidangnya. :D

      Delete
    2. Biasa sih ya, namanya juga awal tahun. :)

      Delete
  2. ooh pak Raditya Dika itu dulu blogger ya? baru tahu saya...
    bicara tentang bekas bioskop ada tuh bekas gedung di Pasar Cisalak,
    ooh trend film itu ada musimnya juga yah...

    aku ga hobi nonton bioskop, hwehe
    widih wawancara ketua komunitas, kereeen....

    @guru5seni8
    http://hatidanpikiranjernih.blogspot.com

    ReplyDelete
  3. iya nih film biografi makin laris ya,
    kalo tokoh2nya inspiratif kayak habibi atau sukarno biasanya film nya juga keren :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yang penting digarap dengan bener,, seperti dikatakan kang ali di bawah itu

      Delete
  4. Film biografi memang bagus, banget malahan. Tapi kalok yang nggarap bener . Gmn kalok nggak bener ? Gimana kalok sejarah diselewengkan ?

    ReplyDelete
  5. mantap, semoga saja film nasional makin terkenal dan makin diminati di negeri sendiri :)

    ReplyDelete
  6. Menurutku tetap aja sih, ujung-ujungnya adaptasi dari buku. Btw ternyata memang ada ya komunitas film. Kok di Surabaya gak gitu terdengar gaungnya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah perlu dicari itu, siapa tau ternyata komunitasnya sudah banyak

      Delete
  7. mampir kemari ni mas, sambil numpang jualan :d :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. monggo mbak riri... yang di atas itu langganan saya kalo beli VCD edukasi anak2. dia distributornya dari kastari animation *iklan :D

      Delete
  8. Kalo saya malah lebih suka film-film jadul sih, Mas.
    Maklumlah, sama film-film sekarang jadi #gagalpaham. :)

    @nuzululpunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe faktor K atau faktor U itu pak hihi... :P

      Delete
  9. rodok eman2 nek ndelok Film Indonesia kudu ning kediri disik. HUAHUAHUAHAUHAU...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe iyo mas,, beginilah kita yang di Nganjuk, tapi aku rapopo :D

      Delete
  10. 2015 trennya film biografi, berarti kita harus siap-siap kalau kisah hidup kita difilmkan dong *emang siapa gue* =))

    @f_nugroho

    ReplyDelete
  11. di kota besar spt Jakarta jg ada kok bioskop-bioskop yg gulung tikar, Dib... bahkan ada yg termasuk grup 21 juga. :) Waduh jauh juga kalo mesti ke Kediri dulu demi nonton di bioskop. Hehe... @RuriOnline

    ReplyDelete
  12. Film biografi bisa juga, dan yang lagi marak sepertinya film-film laga yah, seperti sinetron yang di RCTI itu. Ceritanya kan diambil dari buku , dan udah ada 2 di stasiun itu yang mengambil cerita buku menjadi sinetron.
    Biografi juga berasa dari buku, apa mereka para pembuat film mechanisms ide yah.. ?

    @rin_mizsipoel

    ReplyDelete
  13. Betul tu, trend film akan sangat tergantung dengan genre film yang paling laku di pasaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup betul sekali,,, karena orientasi mereka adalah berbisnis ya tentu mengikuti minat pasar yang paling laku.

      Delete
  14. Wah, sayang sekali ya bioskopnya udah alih fungsi jadi gedung yang lain. Padahal kalau dipertahankan bisa rame tu

    @bahruladitya

    ReplyDelete
  15. Kata mas ndop, nganjuk gak ono bioskop, yen kepengen nonton yo kudu merantau ke kota sebelah. Semoga di Nganjuk dibikin satu bioskop biar warganya bisa ikut memajukan Film Indonesia.

    ReplyDelete
  16. Dulu pas masih di Banyuwangi, nunggu ke Surabaya dulu kalau mau nonton pilem di bioskop.

    #kalau trend film 2016, sdh bisa dibaca apa belum neh?

    @ririekayan

    ReplyDelete
  17. Film Indonesia masih banyak yang pasaran

    ReplyDelete

terimakasih ^_^