Sunday 10 April 2016

Anjuk Ladang merupakan asal mula nama dari Nganjuk yang mempunyai makna Tanah Kemenangan. Di sinilah saya dilahirkan, dididik dan dibesarkan. Hampir 11 Abad usia tanah kelahiran ini sebagaimana tertulis pada prasasti Anjuk Ladang tertanggal 10 April 937 Masehi. Sejarahnya dari kabupaten ini tak luput dari peristiwa-peristiwa penting, seperti kemenangan pasukan empu senduk yang kemudian ditandai dengan sebuah prasasti yang disebut anjuk ladang dan sebuah candi yang kini disebut dengan candi lor, kemudian peristiwa perpindahan ibukota kabupaten dari Berbek ke Kota Nganjuk yang diperingati setiap tahun dan terkenal dengan dengan istilah "boyongan" atau pindahan. Pada tahun 2016 boyongan dilakukan pada tanggal 9 April 2016 dan merupakan puncak acara Hari Jadi Nganjuk. Boyongan juga yang sering disebut pawai allegoris, pawai ini berupa prosesi boyong pemerintahan dari kecamatan Berbek ke Pendopo Kabupaten yang diikuti oleh Bupati, Muspida dan para pejabat pemerintahan serta masyarakat dengan menaiki kereta kencana, dokar, becak dan sepeda onthel. Semua berpakaian adat Jawa.

Tak panjang lebar, pada kesempatan saat ini dalam membahas mengenai Hari Jadi Kabupaten Nganjuk 10 April 2016 yang diperingati tadi pagi (9/04) saya tertarik dengan sebuah puisi karya putra asli Nganjuk yang bernama Rian Firmansyah bertemakan Anjuk Ladang, apa yang ingin saya sampaikan tertuang dalam puisi ini berikut puisinya:

LADANG! (Sebuah Puisi)


Setiap hari dipenuhi rasa menanti.
Harapan-harapan berkeliaran menyapa muda-mudi.
Dua puluh bagian Ladang mulai dari Jatikalen sampai Sawahan menggugat dan mempertanyakan "Mau kau bawa kemana Anjuk Ladang ini ? ".
Ladang yang sangat kaya akan potensi
Juga strategis secara posisi.
terletak diantara para gadis dan para santri.
Bukti keseimbangan antara duniawi dan surgawi.

Hai Kaum Muda !
Nampaknya perlu kau ingat,
Di ladangmu, merupakan Sentra Bawang Merah.
Di ladangmu, ditemukan Air Terjun Sedudo yang megah.
Di ladangmu, berdirilah Candi Ngetos yang begitu gagah.
Di ladangmu terkubur pejuang buruh perempuan yang bernama Marsinah.

Hai Kaum Muda !
Lupakah engkau akan nama ladangmu.
Ladang yang dulu menjadi saksi kemenangan nenek moyangmu.
Kemenangan itulah yang menghantarkan julukan bagi ladangmu.
Julukan yang sampai saat ini dibiarkan berlalu.

Hai Kaum Muda !
Dengan olah akal yang matang.
Neneng moyang memberi nama ladang dengan sebutan Anjuk Ladang.
Memiliki makna yang berarti "Tanah Kemenaangan" dan berkumpulnya para pemenang.
Kemenangan yang diperoleh melalui perang.

Tapi, kau harus tahu. Hai Kaum Muda !
Ladang bukan hanya tempat untuk memupuk finansial.
Tapi, ladang juga tempat untuk memupuk akal dan mental.
Agar tidak terlahir jiwa-jiwa kapital.
Yang berakhir dengan cacat moral.

Hai Kaum Muda !
Ingatkanlah akan ladangmu.
Sebarkan cerita soal ladangmu.
Jangan biarkan ladangmu tak ter-urus.
Jangan biarkan pula ladangmu menjadi ladang yang kering, tandus dan tak terendus.

INGAT KAUM MUDA !
Ladangmu adalah tempat para pemenang bukan para pecundang.
Ladangmu lahir dari mental para pejuang.
Tumbuhkanlah watak pejuang dan pemenang di ladang ini.
Untuk usia ladang yang sudah SERIBU TUJUH PULUH SEMBILAN Tahun ini. -ANJUK LADANG 1079 Th. Tak akan mundur sejengkalpun demi "Tanah Kemenangan" 

- Rian Firmansyah -

DIRGAHAYU KABUPATEN NGANJUK ke-1079, 10 April 2016


Album Kirab Budaya Ulang Tahun Kabupaten Nganjuk ke 1079 tahun 2016 silahkan klik (DI SINI)

2 comments:

  1. Puisine keren bangettttt!!! Aku sampe terharu pol. Merinding gila!

    Baiklah, aku akan berjuang untuk Nganjuk dengan segala potensiku sebagai blogger dan tukang vector.

    Semangat! Dan mari kita berjuang bersama sama demi Anjuk Ladang tercinta

    ReplyDelete

terimakasih ^_^