Tuesday, 1 March 2011

 

           Sebut saja KH. Prof Mohammad Tolhah Mansoer (1930-1986), putra dari KH. Mansoer. Beliau lahir di Malang pada tanggal 10 September 1930. Istri beliau bernama Umroh Mahfudzah, putri dari KH. Wahab Chasbullah kemudian dikaruniai anak 3 laki-lali dan 4 perempuan. Beliau wafat pada 20 Oktober 1986 setelah dirawat di Rumah Sakit Sarjito karena penyakit jantung.
 Mengenai pendidikan beliau, beliau mengawali pendidikankanya di SR-NU pada tahun 1937, kemudian tahun 1945-1947 beliau lanjutkan ke SMP islam namun tidak sampai lulus. 1949 beliau melanjutkan pendidikannya di Taman Madya kemudian Taman Dewasa Raya (setara SLTA) selesai pada tahun 1951. Talhah melanjutkan ke jenjang perkuliahan pada tahun 1951 di Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Budaya (HESP) Universitas Gadjah Mada, namun beliau berhenti kuliah pada tahun 1953. Kemudian pada 1959 beliau lanjutkan kuliah sampai mendapat gelar Sarjana Hukum pada 1964, kemudian di lanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi hingga mendapat gelar doctor dalam bidang Hukum ketatanegaraan di bawah bimbingan Prof. Dr. Abdul Ghaffar Pringgodigdo, dan berhasil memperhahankan desertasi dengan judul Pembahaasan Beberapa Aspek Tentang Kekuasaan Eksekutif Dan Legislatif Negara Indonesia.
Setelah menuntaskan kuliahnya Thalhah, selain sibuk dalam kegiatan organisasi beliau juga sibuk dalam mengajar di perguruan tinggi di IAIN sunan Kalijaga, beliau juga mengajar di IKIP Yogyakarta, IAIN Sunan Ampel dan Akademi Militer di Magelang. Beliau juga pernah menjadi Direktur Akademi Administrasi Niaga Negeri (1965-1975), menjadi Rektor Universitas Hasyim Asy’ari, Jombang (1970-1983), Rektor Perguruan Tinggi Imam Puro, Purworejo (1975-1983) serta menjadi Dekan Fak. Hukum Islam di Universitas Nahdlatul Ulam di Surakarta.
Mengenai kepesantrenan, Thalhah berasal dari keluarga yang hidupnya di pesantren, makanya selain beliau belajar dalam pendidikan-pendidikan formal beliau juga tidak meninggalkan atau tidak lupa akan pendidikan agama yang mana beliau peroleh dari pendidikan pesantren. Thalhah beliau pernah menimba ilmu di pesantren-pesantren besar di Indonesia. Antara lain pesantren Tebu Ireng Jombang, Pesantren Lasem Rembang dan pesantren lainnya. Tak jarang beliau juga mengikuti pesantren kilat atau modok “puasanan”.
Mantan Rektor Universitas Hasyim Asy’ari ini dalam perjalanan hidupnya juga aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan organisasi. Banyak organisai-organisasi yang pernah beliau ikuti dan hingga Akhirnya beliau juga dapat memprakarsai berdirinya sebuah Organisasi Pelajar  Nahdlatul Ulama IPNU bersama rekan-rekannya yang lain[1].
 Bakat kepemimpinan Thalhah telah tampak sejak usia remajanya. Ketika thalhah duduk di bangku SMP tahun 1945 dia sudah dipercaya untuk menjadi sekretaris umum Ikatan Murid Nahdlatul Ulama (IMNU) untuk wilayah Kota Malang dan pada waktu itu juga dia juga tercatat sebagai anggota Organisasi Putra Indonesia dan anggota pengurus Himpunan Putera Islam Malang. Di tahun yang sama Beliau juga menjabat sebagai sekretaris Barisan Sabilillah dan Sekretaris bagian penerangan Markas Oelama Djawa Timur.
Kegemarannya berorganisasi begitu tinggi, hingga pada tahun 1953 dia rela meninggalkan sementara kuliahnya guna mengembangkan kepekaannya terhadap kehidupan masyarakat dan juga menyalurkan bakat kepemimpinannya. Selama beliau berada di Djokdjakarta beliau pernah memegang jabatan sebagai ketua di Departeman Penerangan Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PII), dan juga pernah menjadi Ketua I Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk wilayah Jogjakarta. Beliau pernah juga menjadi Wakil Ketua Panitia Kongres Persatuan Perhimpunan Mahasiswa Indonesia.
Thalhah berhasil menorehkan sejarah ketika mencetuskan lahirnya organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’ (IPNU) dan gagasan tersebut disetujui pada acara Konferensi Ma’arif Nahdlatul Ulama di Semarang pada tanggal 20 jumadil akhir 1973 bertepatan dengan 24 pebruari 1954. Dan mulai saat itu Moh. Thalhah tercatat sebagai pendiri IPNU secara aklamasi dan ditunjuk sebagai ketua umum pertama organisasi ini dan terus terpilih menjadi ketua umum IPNU dalam rentetan tiga Muktamar, Muktamar I di Malang (1955), Muktamar II di pekalongan (1957) dan Muktamar III di Cirebon (1958). Dari organisasi yang dicetuskan Thalhah ini pula, kemudian lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

sumber : Yayasan Saifuddin Zuhri 1994 dan interview dengan beberapa anggota IPNU anak cabang Gondang, Nganjuk. 



[1] Organisasi ini dipelopori oleh beberapa orang antara lain Moh. Tolhah Mansur, Maskup, Farida Ahmad, Abdul Ghani dan Shafyan Chalil Mushal.

3 comments:

terimakasih ^_^