Festival Literasi Digital atau yang disebut dengan FIRAL tak hanya menyasar kreator muda dan para akademisi khususnya mahasiswa, akan tetapi juga menyasar para santri di lingkungan pesantren. Kementrian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi dan Arus Informasi Santri Nusantara regional Jogja atau AIS Jogja mengadakan Festival Literasi Digital Pesantren yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Assalafiayah II, Mlangi, Sleman, DIY pada hari Sabtu, 24 Maret 2018 yang diikuti oleh santri-santri dari berbagai pondok pesantren di DI Yogyakarta. Secara garis besar kegiatan ini diselenggarakan guna meningkatkan pemahaman santri dalam menggunakan internet, media sosial dan pentingnya literasi digital. FIRAL juga didukung oleh banyak pihak seperti ICT Watch, MAFINDO, CfDS UGM, Internet Marketer Nahdlatul Ulama atau IMNU, dan Forum Jogja Damai atau FJD.
Festival Literasi Digital Pesantren ini berlangsung selama satu hari, mulai dari pagi dan diikuti lebih dari 700 santri, baik santri dari Pondok Pesantren Assalafiayah II, Mlangi maupun delegasi dari pondok pesantren-pondok pesantren di Yogyakarta. Tema yang diangkat dalam acara ini antara lain :
Internet Sehat oleh Acep Syaripudin (ICT Watch)
Hoax Buster oleh Nina Gaffar (mafindo)
Syiar online oleh Anifatul Jannah @anifahambali admin instagram @santriputrihits dan Muhammad Yasir Arafat @aromuchammad admin instagram @Alasantri dari Arus Informasi Santri Nusantara
Vlogging oleh Habibah (CfDS UGM)
Infografis oleh Masgustian (CfDS UGM)
Blogging oleh Mohammad Mufid Muwaffaq (IMNU)
Santri merupakan garda terdepan dalam menyebar konten positif di institusi kegamaan seperti Pesantren dan Madrasah. Maka dari itu, sangat penting bagi santri untuk mengenal lebih dalam tentang dunia internet dan bagaimana menggunakaannya dengan sehat. Bak pisau bermata dua, internet memiliki sisi negatif dan positif. Manfaat dari internet tak terbantahkan. Namun jika kita tenggelam di dalamnya, lalu bertemu hal buruk dan kita tidak punya bekal cukup untuk menghadapinya, akibatnya tak tertanggungkan.
Selain itu, santri juga dibekali tentang cara menangkal informasi hoax yang dewasa ini menjadi momok yang sangat meresahkan masyarakat di Indonesia. Perlu diketahui bahwa Hoax atau berita bohong ini banyak mengakibatkan terjadinya hal-hal negatif seperti konflik antar masyarakat, masalah kesehatan, ekonomi dan juga menurunkan kualitas demokrasi, sebagaimana dijelaskan oleh Nina Gaffar dari Mafinddo. Dari sini santri bisa mengetahui ciri-ciri berita hoax dan cara menangkalnya, sehingga santri tidak mudah terprovokasi.
Dalam rangkaian acara Festival Literasi Digital Pesantren ini juga ada kelas workshop yang berkaitan dengan dunia digital, seperti Syiar Online, Blogging, Vlogging dan Infografis. Hal tersebut sangat bermanfaat sebagai bekal untuk terjun di dunia internet dan media sosial.
Terakhir pesan dari saya pribadi, jadilah santri netizen yang asyik dan berakhlakul karimah. Santri harus garda terdepan dalam memberantas HOAX, Think Before Click dan Saring Sebelum Sharing.
Dokumentasi Festival Literasi Digital Pesantren |
0 comments:
Post a Comment
terimakasih ^_^