Berita bohong atau yang sering kita dengar dengan istilah Hoax adalah material informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya, dewasa ini menjadi kegelisahan warganet di Indonesia, pun juga bagi kalangan santri di lingkungan pesantren. Maka dari itu dipandang perlu dalam acara Festival Literasi Digital Pesantren yang diselenggarakan oleh Kominfo berkerjasama dengan Siberkreasi dan Arus Informasi Santri Nusantara regional Jogja atau AIS Jogja. Mengapa demikian? Karena santri merupakan generasi masa depan dalam institusi kegamaan dalam hal ini pesantren, yang kemudian akan menjadi penerus perjuangan para ulama. Selain melek ilmu keagamaan juga harus paham dengan media internet yang semakin hari semakin berkembang. Santri juga sebagai garda terdepan dalam menyebar konten positif tentang nilai-nilai luhur yang ada di pesantren dan yang mereka pelajari di pesantren sebagai cerminan pribadi seorang santri yang semestinya. Sebagaimana jargon yang sering kita dengar You are what you share, Kamu adalah cerminan dari apa yang kamu bagikan.
Santri sebagai barisan terdepan dalam menyebar hal positif di media sosial, harus bisa menyaring terhadap segala informasi yang mereka dapat, maka dari itu santri perlu mengerti cara menyaring informasi, agar terhindar dari informasi HOAX.
Ciri-ciri informasi Hoax
- Judul yang bombastis dan konten tidak sesuai dengan judul
- Cocokologi, mengolah data berdasar cocokologi, mencocok-cocokkan asal nyambung, tidak berdasarkan informasi ilmiah.
- Alamat Website mirip asli, seperti misal kompas dot com diganti compass dot com
- Tak ada penulis artikel. Berita tanpa ada penulis artikelnya perlu dicurigai kebenarannya. Maka dari itu penting dalam membaca artikel di portal berita online, harus dibaca secara keseluruhan, baik artikel tersebut maupun profil dari portal berita online tersebut "about us", ada susunan redaktur dan penanggung jawabnya atau tidak.
Saran dari penulis ketika memperoleh informasi berita yang sekiranya diragukan kebenarannya dari internet, maka dicari lewat media konvensional seperti koran, TV, majalah yang jelas-jelas sudah ada susunan redaktur dan penanggung jawabnya. Apabila di media konvensional tidak ada maka jangan mudah dipercaya.
Cara menghindari informasi Hoax
- Baca berita dari sumber yang kredibel. bagaimana cara menentukan sumber yang kredibel? Dengan merujuk pada media massa konvensional dan nonkonvensional yang sudah mempunyai lisensi dari Dewan Pers.
- Baca berita secara menyeluruh. Merupakan "penyakit" netizen saat ini yakni membaca berita setengah-setengah dan terlalu bernafsu untuk segera untuk menyebarkannya. Maka dari itu harus sabar baru sebar. Sabar dengan membaca secara menyeluruh kemudian menilai kebenarannya, bermanfaat atau tidak, pantas atau tidak. Jangan terburu-buru untuk menyebar.
- Bila mendapati info hoax perhatikan nama media sekaligus situsnya, kemudian bisa dilaporkan dengan cara melakukan screen capture disertai url link, kemudian mengirimkan data ke aduankonten@mail.kominfo.go.id. Kiriman aduan segera diproses setelah melalui verifikasi. cara lainnya dengan mengirim aduan ke MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) baik melalui twitter maupun facebook. Cara lain juga bisa menggukanan aplikasi HBT Hoax Buster Tool yang sudah tersedia di PlayStore.
Cerminan santri itu harus santun, ramah, tidak mudah terprovokasi dan saring sebelum sharing.
Bagaimana caranya?
1. Informasi Kita terima
2. Pastikan kebenarannya, bila ditemukan ternyata informasi tersebut HOAX, simpan atau tahan jangan disebar, atau bisa juga untuk membantu klarifikasi bila terjadi hal yang sama pada orang lain.
3. Bermanfaat atau tidak, bila dinilai tidak bermanfaat, tidak perlu disebar
4. SABAR, Tunggu moment yang tepat untuk menyebar informasi yang bermanfaat, jangan terburu-buru
5.Sebar di saat yang tepat.
Dokumentasi Pribadi Festival Literasi Digital Pesantren di PP. Assalafiyah II Mlangi inframe: Nina Gaffar dari Mafindo, tema HOAX Buster |
by adibriza
0 comments:
Post a Comment
terimakasih ^_^