Thursday, 27 January 2011

Pengertian Istijabah
 
a.       Allah mengabulkan apa yang menjadi permohonana hambanya dengan dua kemungkinan. Yaitu dengan cara memenuhi apa yang menjadi keinginannya sesuai dengan apa yang menjadi permintaannya atau dengan cara memeberikan hal lain yang berbeda dari apa yang dia mohonkan yang lebih baik bagi orang tersebut.
b.      Allah menenrima do’a mereka sebagai ibadah. Sehingga pemohon akan mendapatkan pahala dari do’anya tersebut kelak di akhirat. Sabda Rasul :
tidaklah seorang muslim yang berdo’a dengan do’a yang tidak mengandung kejahatan dan pemutusan sillaturahmi, kecuali Allah akan memberikan salah satu dari tiga hal; akan dipercepat do’anya itu baginya, akan diakhirkan di akhirat, atauakan dihindarkan dari kejelekan sejenisnya “

      Ibnu Abbas menegaskan  hadits di atas bahwa setiap hamba yang berdo’a kepada allah akan dikabulkan. Jika ia memohon rezeki di dunia, maka ia akan diberi, jika  tidak di beri di dunia, maka do’a itu menjadi simpanannya di akhirat
      Saat terjadi penundaan ijabah (terkabulnya do’a), saat itulah iman dimurnikan dan akan menjadi jelaslah beda antara mukmin sejati dengan selainnya. Seorang mukmin disaat ijabah (terkabulnya do’a) tertunda, hatinya tidak akan berubah dalam menghadap Rabb-nya, sebaliknya justru ‘ubuddiyyahnya (ibadah) kepada Allah SWT akan semakin bertambah” [DR.Abdullah Azzam].
      Banyak orang  mengalami dan mengatakan, “Mengapa do’a saya tidak terkabul, padahal Allah mengabulkan do’a setiap hamba-Nya?”. Dalam firman-Nya “Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. [TQS.al-Mukminun: 60]. Juga dalam surat lainnya “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku”. [TQS.al-Baqarah: 186]. Juga, mungkin banyak dari kita mengeluh karena telah bersusah payah berdo’a tetapi Allah tidak kunjung mengabulkannya, “Yaa Rabb... mengapa begini?, Ya Rabb...  mengapa begitu?, dan seterusnya. Lalu sebagian dari mereka gelisah, dan berputus asa. Padahal Rasulullah SAW telah melarang keterputus-asaan dalam berdo’a, dengan sabdanya: “Seseorang dari kalian akan terkabul (do’anya) selama ia tidak tergesa-gesa mengucapkan kalimat, ‘Sungguh, aku telah memohon kepada-Mu wahai Rabbi, namun belum juga terkabul’” . [Muttafaq Alaih]. 
 Ada beberapa indikasi bahwa mengapa Allah tidak mengabulkan do’a seseorang, antara lain:
1. Tergesa-gesa dalam berdo’a
                  Dengan keinginan yang mengebu-gebu tidak jarang kita melakukan segala sesuatu dengan tergesa-gesa. Inginnya agar berbagai masalah yang ada dapat terselesaikan dengan segera. Dalam riwayat Muslim; seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu tergesa-gesa?” Beliau menjawab, “Mengatakan ‘Aku telah banyak berdo’a tetapi aku tak kunjung melihatnya terkabul’. Lalu ia merasa rugi”. Diriwayatkan dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a.: Rasulullah SAW mendengar seorang laki-laki berdo’a dalam shalatnya tanpa mengagungkan Allah SWT dan tanpa bershalawat kepada Nabi SAW. Maka berkatalah Rasulullah SAW:" Orang ini terlalu tergesa-gesa". Kemudian beliau memanggil laki-laki itu dan berkata kepadanya, atau kepada orang lainnya: 'Jika salah seorang diantaramu berd’oa, hendaklah ia memulainya dengan memuji Tuhannya Yang Mahasuci, kemudian bershalawat kepada Nabi, setelah itu silahkan dia berdo’a apa saja yang dikehendakinya." [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dia berkata: Hadis ini Hasan Shahih]. “Berdo’alah kepada Rabb-mu dengan berendah diri dan suara yang lembut”. [TQS.al-A’raaf: 55].
2.  Memakan apa yang diharamkan Allah
Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah: “Sesungguhnya Allah itu baik, tidak menerima sesuatu kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin (seperti) apa yang telah diperintahkan kepada para rasul, maka Allah telah berfirman: Wahai para Rasul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan kerjakanlah amal shalih. Dan sabda Rasull: Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa-apa yang baik yang telah Kami berikan kepadamu. Kemudian beliau menceritakan kisah seorang laki-laki yang melakukan perjalanan jauh, berambut kusut, dan berdebu menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhan, wahai Tuhan”, sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan makanan haram, maka bagaimana orang seperti ini dikabulkan do’anya". [HR.Muslim]. firman Allah yang lain “Hai Rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [TQS.al-Mukminun: 51] dalam surat lainnya, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu”. [TQS.al-Baqarah: 172]. Dalam suatu kesempatan menerima salah seorang sahabat, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Sa’ad, perbaikilah (murnikanlah) makananmu, niscaya kamu akan menjadi orang yang terkabul do’anya. Demi (Allah) yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya seseorang yang memasukkan sesuap makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima amal kebaikannya selama empat puluh hari. Siapapun yang daging atau tubuhnya tumbuh dari makanan haram, maka neraka lebih pantas baginya” [HR. Imam Thabrani]
3.      Memohon yang tidak mendatangkan kebaikan
         Allah SWT Maha Mengetahui atas kebaikan umatnya, dalam firman-Nya “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. [TQS.al-Baqarah: 216].
         Nabi SAW bersabda: "Tidaklah seorang muslim di atas bumi ini berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a melainkan do'anya tersebut akan dikabulkannya, atau dihindarkan orang itu dari bahaya sebanding dengan apa yang dimintanya, selama do'a itu tidak mengandung dosa atau bermaksud hendak memutuskan silaturrahim". Salah seorang sahabat bertanya: "Kalau bagitu kami memperbanyak do'a (permohonan)!" Nabi SAW bersabda: "Allah lebih banyak lagi (dalam mengabulkannya)". [HR. at-Tirmidzi, dishahihkan oleh al-Hakim].
4.    Belum Menutup Pintu Maksiat
          Ada satu riwayat menjelaskan bahwa pada suatu saat ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai Syaikh, Allah telah berfirman dalam al-Qur'an, artinya: "Berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya Ku-kabulkan do'amu itu". Maka aku senantiasa berdo'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a saya tidak dikabulkan oleh Allah? Ibrahim berkata: "Itu disebabkan lima perkara, yaitu: Pertama, kamu mengenal Allah tetapi kamu tidak menunaikan hak-Nya. Kedua, kamu membaca al-Qur'an tetapi kamu tidak melaksanakan apa yang ada di dalamnya. Ketiga, kamu mengatakan mencintai Rasulullah SAW tetapi sunnah-nya kamu tinggalkan. Keempat, kamu mengatakan kami melaknati iblis tapi kamu mengikutinya. Kelima, kamu tidak memperhatikan aib pada dirimu karena disibukkan mencari aib orang lain". [Mukhtashar Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi].
5.    Tidak Meyakini atas Kekuasaan Allah terhadap do’anya.
          Maksudnya hendaklah di dalam berdo'a memiliki keyakinan yang pasti tanpa keraguan sedikitpun bahwa do'anya akan dikabulkan oleh Allah dengan kekuasaan-Nya. Dari Abu Harairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah salah seorang dari kamu mengatakan; 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki', tetapi hendaklah berkeinginan kuat dalam permohonannya itu karena sesungguhnya Allah tiada sesuatu pun yang memaksa-Nya untuk berbuat sesuatu.” [HR. Abu Daud]. Begitu juga di jelaskan Allah dalam Firman-Nya : “Atau, siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a kepada-Nya”. [TQS.an-Naml: 62].
6.    Allah Menundanya sebagai syafaat pada hari Kiamat.
         Tidak terkabulnya permintaan atau do'a seseorang disebabkan Allah tidak menghendaki hal tersebut. Tetapi tidak terkabulnya do'a tersebut tidak menghilangkan manfaat dari do'a itu, karena seseorang yang berdo'a sekalipun do'anya tidak dikabulkan, sesungguhnya ia tetap diberi pahala oleh Allah atas do'anya tersebut. Disebutkan oleh beberapa ulama bahwa ada kalanya Allah akan menunda terkabulnya do'a pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pemiliknya. “Tiada seorang berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a, kecuali dikabulkan-Nya, dan dia memperoleh salah satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan (ditabung) untuknya sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegahnya dari musibah (bencana) yang serupa”. [HR. ath-Thabrani]
         Umar bin Al-Khaththab Berkata : "Saya tidak terlalu mementingkan terkabulnya do'a tetapi yang terpenting bagiku adalah do'a itu adalah ibadah sehingga apabila kepentinganku adalah berdo'a maka ijabahnya akan mengikutinya". Demikian sehingga Allah menghimpun do’a-do’a itu sebagai bekal syafaat di hari Kiamat bagi pemilik do’a tersebut. Maha Suci Allah. Firman Allah SWT ”Ketika seseorang duduk untuk berdo’a, sesungguhnya dia duduk di hadapan al-Khaliq Azza wa Jalla yang pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu, dan yang lebih dekat kepada manusia daripada dirinya sendiri. Dia Yang Mahasuci, Mengetahui yang rahasia dan yang lebih tersembunyi" [TQS.Thaha: 7].


source : A. Baikuni DKK, Ensiklopedi al-Qur’an 2003

0 comments:

Post a Comment

terimakasih ^_^