Urip Iku Sawang Sinawang

Menjalani hidup memang tak mudah, namun jangan dipersulit. Hiruk pikuk lalu lalang manusia berseliweran dengan segala urusannya. Perkepala dari kepala-kepala yang berseliweran itu pasti punya masalah dan urusan-urusannya sendiri-sendiri. Tak terkecuali bagiku dan bagi semua orang disekitarku. Pasti... Pasti.. Pasti.

Tak jarang kita acapkali mendapat kritikan pedas, bahkan cemoohan, cacian dan segala macam istilahnya yang konotasinya sama. So. What should we do? Diam? Caci balik? 

Selow sekali ngurusi omongan orang pada kita tentang diri kita, toh yang tau tentang kita ya kita sendiri kok. Mereka tau apa? Mereka hanya memandang dari jauh, hanya mengamati yang justru menilai yang tampak dari perspektif mereka saja, dan tak tau apa yang sebenarnya. Dari sini tau kan ? apa jawaban saya terhadap mereka. 

Kalo memang selo mending balas dengan sesuatu yang membuat dia diam. Balas dengan kebaikan. Kalo ga bisa yasudahlah jadilah dirimu sendiri yang menurutmu itu baik, melalukan kebaikan tak harus mengurusi mereka yang mengomongkan tentang kita baik kebaikan kita atau kejelekan. Karena tujuan dari yang kita lakukan bukan "nilai" tapi kepuasan hati dari yang kita lakukan.

Ingat sebuah pepiling:

"Wong sing manfaat lan duwe guna iku bisa ditandani salah sijine Yen wong iku ora ana, ana sing rumangsa kerepotan merga ora ana wong iku" 

Orang yang hidupnya bermanfaat bagi sesama itu bisa ditandai, salah satunya apabila orang itu tidak ada maka ada yang merasa kerepotan karena tidak adanya orang tersebut.

Sebenarnya kita juga bebas menilai orang lain dengan sudut pandang kita, tapi coba diingat, pentingkah itu? atau hanya membuang tenaga dan pikiran saja.

karena hidup itu "Sawang Sinawang" 

Yogyakarta, 10-01-17