Thursday, 10 January 2013


Keimanan adalah hal yang abstrak, tidak bias diukur dengan kasat mata, tidak pula hanya dari tingkat ubudiyahnya saja namun juga dari hati, tingkat kesucian hati. Hanya Allah lah yang tahu seberapa tingkat keimanan seseorang.  Manusia adalah makhluk yang dikaruniai nafsu, akal dan juga hati, sebagai pengendali hidup manusia. Dari akal dan hatilah manusia yang membedakan manusia dengan malaikat maupun hewan. Dan dari keduanya pula manusia terkadang dapat bersifat layaknya malaikat yang selalu taat pada perintah Tuhan dan terkadang seperti hewan yang hanya menggunakan nafsu belaka. Ini semua dipengaruhi oleh keimanan seseorang. 
Terkadang keimanan seseorang mengalami peningkatan dan terkadang pula mengalami penurunan. Ketika seseorang mengalami peningkatan keimanan, dia bias melebihi derajat malaikat, namun sebaliknya ketika kadar  keimanan menurun maka boleh jadi seseorang bisa lebih hina daripada hewan. Seperti dalam fenomena-fenomena kehidupan kita dan sekitar kita, disaat seseorang terdorong untuk selalu berbuat baik, rajin beribadah dan bershodaqoh, sholat berjamaah, menghadiri pengajian-pengajian, melaksanakan sholat malam dengan disertai hati yang tulus dan ikhlas, maka saat itulah kadar keimanan mengalami peningkatan. Namun ketika seseorang terdorong oleh hawa nafsunya, melakukan hal yang hina bahkan bisa lebih hina dari pada hewan seperti fenomena pada akhir-akhir ini di media banyak kasus-kasus memerkosaan dan tindak asusila lainnya. Seorang ayah tega menghamili anaknnya sendiri na’udzubillah, inilah ketika keimanan seseorang turun. Maka seharusnya seseorang harus menggunakan karunia Tuhan  dengan arif dan bijak. Tidak menggunakan nafsunya saja sehingga seperti hewan, tidak menggunakan akalnya saja tanpa disertai hati yang bersih. Maka hendaknya karunia akal dan hati tersebut sebagai driver yang akan menuntun manusia untuk mengarungi kehidupan yang selalu dibarengi dengan taat pada Tuhan dan nafsu sebagai pendorong untuk beribadah. Memang benar sabda nabi : “al-i>ma>nu yazi>du wa yanqusu” 

yogyakarta, 10 januari 2013

0 comments:

Post a Comment

terimakasih ^_^