a. Silaturrahim dapat mendekatkan kita pada rahmat Allah.
Dalam menjelaskan tentang silaturrahmi dalam kitab ini Abu Laits memulainya dengan dua buah hadis :
(قال الفقيه) أبو الليث السمرقندي رضي اللَّه تعالى عنه: حدثنا أبو القاسم عبد الرحمن بن محمد قال: حدثنا فارس بن مردويه قال: حدثنا محمد بن الفضل قال: حدثنا محمد بن عبيد الطنافسي عن عمر بن عثمان عن موسى بن طلحة عن أبي أيوب رضي اللَّه تعالى عنه قال: "عرض أعرابي بالنبي صلى اللَّه عليه وسلم فأخذ بزمام ناقته أو خطامها ثم قال يا رسول اللَّه أخبرني بما يقربني من الجنة ويباعدني من النار؟ قال أن تعبد اللَّه ولا تشرك به شيئاً، وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصل الرحم"
Ada seorang badui menghadang nabi Nabi SAW lantas memegang kendali unta beliau seraya berkata : Wahai Rasulullah beritahukanlah kepadaku, amalan apa yang bisa mendekatkanku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka, beliau menjawab : Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutuka-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mempererat tali persaudaraan.
قال: حدثنا الحاكم أبو الحسن علي السردري قال: حدثنا أبو محمد عبد اللَّه ابن الأحوص قال حدثنا الحسين بن علي بن عفان قال: حدثنا أبو محمد عبد اللَّه ابن الأحوص قال حدثنا الحسين بن علي بن عفان قال: حدثنا هانئ بن سعيد النخعي عن سلمان ابن يزيد عن عبد اللَّه بن أبي أوفى رضي اللَّه تعالى عنه قال "كنا جلوساً عشية عرفة عند رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلم فقال النبي صلى اللَّه عليه وسلم لا يجالسني من أمسى قاطع الرحم ليقم عنا فلم يقم أحد إلاّ رجل كان من أقصى الحلقة فمكث غير بعيد ثم جاء، فقال له رسول اللَّه صلى اللَّه عليه وسلم مالك لم يقم أحد من الحلقة غيرك؟ قال يا نبي اللَّه سمعت الذي قلت فأتيت خالة لي كانت تصارمني: أي تقاطعني، فقالت ما جاء بك ما هذا من دأبك فأخبرتها بالذي قلت فاستغفرت لي واستغفرت لها، فقال النبي صلى اللَّه عليه وسلم أحسنت اجلس ألا إن الرحمة لا تنزل على قوم فيهم قاطع رحم".
Dari Abdullah bin Abi aufa bekata : pada sore hari arafah kami duduk dihadapan Rasulullah SAW. kemudian beliau bersabda janganlah duduk bersama aku orang yang sore ini memutuskan tali persaudaraan, hendaklah ia berdiri dan (pergi) dari tengah-tengah kami.” Tidak ada seorang pun yang berdiri dan pergi kecuali seorang yang berada di lingkaran yang jauh meninggalkan tempat itu, kemudian ia kembali lagi. Rasulullah Saw bertanya: “Ada apa dengan dirimu, karena tidak ada seorangpun yang bediri dan pergi dari lingkaran ini, kecuali kamu?” , orang itu menjawab : “wahai Nabi Allah, begitu aku mendengar apa yang engkau sabdakan, aku langsung menemui bibiku yang memutuskan tali persaudaraan”, lalu bibiku berkata : kenapa kamu datang? Kedatanganmu ini cukup mengherankan”. Kemudian saya beritahukan kepada bibiku tentang apa yang engkau sabdakan, lantas ia meminta maaf kepadaku dan aku meminta maaf kepadanya”, Nabi Saw bersabda : “Baguslah kamu kalau begitu, duduk dan ingatlah bahwa rahmat itu tidak akan turun pada sesuatu kaum yang di dalamnya ada orang yang memutuskan tali persaudaraan.”
Mengenai hadis diatas al-Faqih (Abu Laits al-Samarqandi) menerangkan bahwa hadis tersebut menjelaskan bahwa memutuskan tali persaudaraan itu merupakan dosa besar, karena bisa mencegah datangnya rahmat bagi dirinya dan bagi kawan-kawannya.
Oleh karena itu setiap muslim wajib bertobat dari memutuskan tali persaudaraan, cepat-cepat memohon ampun kepada Allah dan menyambung tali persaudaraan kembali, karena dalam hadis pertama Nabi menjelaskan bahwa mempererat tali persaudaraan itu bisa memdekatkan seseorang kedalam rahmat Allah dan menjauhkan dari neraka.
Diriwayatkan dari Rasulullah Saw. bahwasanya beliau bersabda :
"ما من حسنة أعجل ثواباً من صلة الرحم، وما من ذنب أجدر أن يعجل اللَّه لصاحبه العقوبة في الدنيا مع ما يدخر في الآخرة من البغي وقطيعة الرحم"
Tidak ada perbuatan yang baik yang lebih cepat pahalanya daripada mempererat tali shilaturrahmi, dan tidak ada dosa yang lebih pantas di segerakan siksaannya oleh Allah siksaannya di dunia, di samping siksaan yang disimpan di akhirat melebihi daripada perbuatan aniaya dan memutusakan tali persaudaraan.
". قال حدثنا أبو القاسم عبد الرحمن بن محمد قال: حدثنا فارس بن مردويه قال حدثنا محمد بن الفضل قال حدثنا يزيد بن هرون قال الحجاج بن أرطأة عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن جده قال "جاء رجل إلى النبي صلى اللَّه عليه وسلم فقال: إن لي أرحاماً اصل ويقطعوني وأعفو ويظلموني وأحسن ويسيئوني أفأكافئهم؟ قال: لا إذن تشتركون جميعاً ولكن خذ بالفضل وصلهم فإنه لن يزال معك ظهير من الله
Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata : datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Saw berkata : aku mempunyai famili yang aku hubungi, tetapi mereka memutuskan tali hubungan denganku, akumemaafkan mereka tetapi mereka menganiaya kau. Aku berbuat baik, tetapi mereka berbuat jahat kepadaku,maka apakah boleh aku membalas perbuatan yang sama? Beliau menjawab : “ tidak kalau begitu, maka semuanya sama-sama tidsa baik, kan tetapi hendaknya kamu tetap mengambil sikap yang utama dan tetap menghubungi mereka. Jika kamu melakukan yang demikiuan itu, maka kamu senantiasa memperoleh pertolongn dari Allah.”
Dikatakan bahwa ada tiga hal yang termasuk akhlak ahli surga yang tidak terdapat kecuali orang-orang yang mulia yaitu : berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepadanya; memaafkan orang yang menganiaya kepadanya; dan pemurah kepdada orang yang kikir kepadanya.
b. Tentang silaturrahmi dapat memperpanjang umur
قال: حدثنا أبو القاسم قال حدثنا فارس قال: حدثنا محمد قال: حدثنا أصرم بن حوشب عن أبي سنان عن الضحاك بن مزاحم في تفسير هذه الآية {يَمْحُوا اللَّه مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ} قال: إن الرجل ليصل رحمه وقد بقي من عمره ثلاثة أيام فيزيد اللَّه في عمره ثلاثين سنة، وإن الرجل ليقطع رحمه وقد بقي من عمره ثلاثون سنة فيحطه اللَّه إلى ثلاثة أيام.
Abul-Qasim menceritakan tentang dalam menafsirkan ayat :
{يَمْحُوا اللَّه مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ}
“allah menghapus dan menetapkan apa yang Ia kehendaki” (QS Al-Rauf : 39)
Yaitu bahwa bisa jadi seorang yang umurnya tinggal tiga hari, kemudian karena bersilaturrahmi, maka Allah menambah umurnya menjadi 30 tahun; bisa juga seorang yang mestinya umurnya 30 tahun karena memutuskan tali persaudaraan, maka Allah memendekkannya menjadi tiga hari.
Tsauban neriwayatkan dari Rasulullah Saw. bahwasanya beliau besabda :
"لا يردّ القدر إلاّ الدعاء، ولا يزيد في العمر إلاّ البرّ، وإن الرجل ليحرم الرزق بالذنب يصيبه"
“Tidak ada yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali perbuatan baik, dan adakalanya seorang itu terhalang dari rizki karena dosa yang ia lakukan.
Ibnu Umar berkata : “ barang saiapa yang bertaqwa kepada Tuhannya dan mempererat tali persaudaraan, maka diperpanjang umurnya, ditambah hartanya dan disenangi familinya”.
Al-Faqih abu Laits mengatakan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai tambahnya umur, sebagian ulama berpendapat sesuai dengan hadis diatas, yaitu orang yang mempererat silaturahmi kan di tambah umurnya. Sebagian ulama lainh berbeda pendapat bahwa umur seseorang telah di tentukan oleh Allah itu tidak bisa di tambah karena Allah ta’ala berfirman :
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS. Al-A’raf : 74)
Akan tetapi yang dimaksud dengan bertambahnya umur adalah bahwa pahalanya tetap dicatat sesudah ia mati dan jika pahalanya tetap dicatat sesudah mati maka seolah-olah ia bertambah umurnya.[1]
c. Anjuran bersilaturrahmi
وروى سعيد عن قتادة أنه قال: ذكر لنا أن النبي صلى اللَّه عليه وسلم قال "اتقوا اللَّه وصلوا الرحم فإنه أبقى لكم في الدنيا وخير لكم في الآخرة"
Said meriwayatkan dari Qatadah, Nabi Saw bersabda : bertakwalah kamu kepada Allah dan pereratlah tali persaudaraan, karena sesungguhnya hal itu akan tetap membahwa (kabaikan) bagimu di dunia dan kebaikan di akhirat.
Dikatakan bahwa apabila kamu mempunyai kerabat lantas kamu tidak pernah mengunjunginya dan tiak pernah membantunya dengan harta, maka berarti kamu memutuskan hubungan dengannya.
Di salam shuhuf yang diturunkan oleh Allah, disebutkan sebagai berikut :
يا ابن آدم صل رحمك بمالك فإن بخلت بمالك أو قلّ مالك فامش إليه برجلك.
Wahai anak adam pereratlah persaudaraanmu dengan hartamu, dan bila kamu merasa saying (kikir) dengan hartamu atau hartamu itu hanya sedikit, maka berjalanlah pada mereka dengan kakimu (kunjungilah)
Nabi bersabda :
صلوا أرحامكم ولو بالسلام"
“pereratlah tali persaudaraanmu walaupun hanya dengan ucapan salam”
Maimun bin Mahran berkata : ada tiga hal yang tidak boleh dibedakan antara muslim dan kafir, yaitu :
1) Siapa yang berjanji baik pada muslim maupun kafir, maka ia harus menepatinya, karena sesungguhnya janji itu hubungannya dengan Allah.
2) Siapa yang mempunyai anak family baik ia muslim ataupun ia kafir maka ia harus mempererat tali persaudaraan
3) Siapa yang diberi kepercayaan baik oleh muslim maupun kafir, maka ia harus menunaikannya.
Ka’bul abhar berkata : demi dzat yang membelah laut untuk nabi Musa dan Bani Israil, sesungguhnya di dalam taurat itu tertulis :
اتق ربك وبرّ والديك وصل رحمك أمدّ في عمرك وأيسرك في يسرك وأصرف عنك عسرك
“bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu, berbaktilah kepada kedua orang tuamu, pereratlah tali persaudaraanmu, niscaya Aku panjangkan umurmu, aku mudahkan dalam urusan harta dan aku jauhkan kamu dari kesulitan.
Allah telah memerintahkan untuk mempererat tali persaudaraan melalui beberapa ayat al-Qur’an diantaranya sebagai berikut :
dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain[2] dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
Abu laits menjelaskan tentang maksud bertakwalah kamu kepada Allah, Dzat yang dengan mempergunakan nama- Nya kamu saling meminta-minta pertolongan dalam banyak hal dan peliharalah hubungan dengan baik dengan sanak family dan janganlah kamu memutuskan hubungan itu.
Dalam ayat lain disebutkan :
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya
Maksudnya, berikanlah hak hak mereka itu yang berupa hubungan persaudaraan dan perbuatan baik.
Dan ayat yang lain Allah Ta’ala berfirman :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Abu Laits menjelaskan tentang maksudnya Allah menyuruh kita untuk mengesahkan-Nya yakni dengan mempersaksikan Bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, menyuruh kita untuk berbuat baik kepada sesame manusia dan memaafkan mereka, mempererat tali persaudaraan, serta melarang kita berbuat maksiat dan segala perilaku yang tidak dituntunkan secara syari’at.
d. Tentang cara bersilaturrahmi
Abu laits berkata bahwa apabila seseorang itu dekat dengan sanak saudaranya, maka hendaknya ia mempererat tali persaudaraan dengan mambawa hadiah dan berkunjung kepada mereka. Apa bila ia tidak bisa mempererat tali persaudaraan dengan harta maka cukup dengan berkunjung kepada mereka dan membantu pekerjaan mereka bila membutuhkan bantuan, dan apa bila sanak saudaranya jauh-jauh, maka hendaknya ia mengirim surat dan lebih baik jika sekali-kali bisa mengunjungi mereka.[3]
Menurut Abu Laits dalam mempererat tali persaudaan hendaknya tidak hanya dengan sekedar berkunjung saja namun sekiranya sebagai saudara maka hendaknya saling membantu apabila saudara kita membutuhkan bantuan, tentunya membantu dalam hal kebaikan. Seperti firman Allah QS. Al-Maidah : 2
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.
e. Keutamaan dari silaturrahmi
Menurut Abu Laits bahwa di dalam silaturrahmi itu ada 10 keuntungan, yaitu :
1. Memperoleh keridhaan Allah, karena Shilaturrahmi itu diperintahkan oleh-Nya
2. Menggembirakan sanak saudaranya, karena diriwayatkan dalam sebuah hadis
"إن أفضل الأعمال إدخال السرور على المؤمن"
Perbuatan yang paling utama adalah menggembirakan orang yang beriman
3. Para malaikat merasa bergembira, karena mereka bergembira bila ada orang yang bersilaturrahmi.
4. Mendapat pujian bagi segenap kaum muslimin
5. Menyedihkan iblis
6. Menambah umur
7. Menambah berkah dan rizkinya
8. Menyenangkan orang-orang yang telah meninggal dunia, karena nenek moyangnya merasa senang dengan adanya shilaturrahmi yang dilakukan anak cucunya
9. Menambah pahala setelah ia mati, karena mereka akan tetap mandoakannya walaupun ia mati selama mereka ingat kebaikan yang ia lakukan buat mereka.
Kemudian dari keutamaan silatirrahmi antara lain seperti yang dikatakan Anas bin Malik berkata : ada tiga kelompok manusia yang nanti pada hari kiamat akan berada dibawah naungan ‘Arsy Allah yaitu :
1. Orang yang bersilaturrahmi, dimana umurnya akan diperpanjanglan oleh Allah dan kuburnya akan dilapangkan, serta di karuniai rizki yang banyak.
2. Orang perempuan yang ditinggal mati suaminya dengan meninggallakn anak-anak yatim, lalu mengasuh anak-anak yatim tersebut sampai menjadi orang-oraqng yang berdiri sendiri.
3. Orang yang memasak makanan lalu mengundang anak-anak yang yatim dan orang-orang miskin untuk makan.
Keutamaan silaturrahmi lainnya yakni hadis yang diriwayatkan Al-Hasan dari Rasulullah Saw. Beliau bersabda :
"ما خطا عبد خطوتين أحب إلى اللَّه تعالى من الخطوة إلى صلاة الفريضة، وخطوة إلى ذي الرحم المحرم"
“Seseorang tidak akan melangkahkan kaki yang lebih disukai oleh Allah dari pada dua macam langkah, yaitu : Langkah menuju salat fardu, dan langkah untuk mendatangi saudara yang muhrim”[4]
[1] Nasruddin Muhammad bin Ibrahim, Tanbihul Ghafilin
[2] Menurut kebiasaan orang Arab, apabila mereka menanyakan sesuatu atau memintanya kepada orang lain mereka mengucapkan nama Allah seperti :As aluka billah artinya saya bertanya atau meminta kepadamu dengan nama Allah.
[3] Nasruddin Muhammad bin Ibrahim, Tanbihul Ghafilin 70
[4] Nasruddin Muhammad bin Ibrahim, Tanbihul Ghafilin 70
Silaturahim bak rantainya islam.
ReplyDeleteDulu aku juga ngaji thanbihul ghafilin mas.
alhamdulillag.. iya mas :)
Delete