Satu lagi ini tulisan yang saya kira penting yang pernah diutarakan rekan saya Mas Qodir. Soal pendidikan, yang mengibaratkan pendidikan dengan cara orang mengisi air pake selang atau kran ke dalam ember. Ketika hendak mengisi air pada sebuah ember, sebaiknya posisi sumber air
(kran/selang) jangan diletakkan berjauhan di atas ember, agar tidak
menimbulkan bunyi gemercik air di dalam ember, semakin jauh posisi
kran/selang dengan tempat penampung air, maka semakin nyaring pula bunyi
yang dihasilkan...
Dan ketika air hendak penuh, jika posisi sumber air terlalu jauh, maka akan lebih banyak air yang tertumpah daripada air yang terisikan...
Begitupun tentang pendidikan....
Semakin jauh guru membuat sekat dan jarak dengan anak didiknya, maka akan semakin nyaring gemercik penolakan dari diri murid tentang pendidikan akhlak yang ditanamkan...
Terlebih jika guru memposisikan diri sebagai malaikat yang tidak pernah terlihat sisi-sisi kemanusiaannya, maka murid pun akan semakin sulit menerapkan teori-teori yang mereka catat di buku pelajaran mereka...
Berbeda halnya jika cara mengisi airnya dengan selang yang dimasukkan ke dalam embernya, proses pengisian pun tenang, tanpa gemuruh percikan air, dan tanpa terasa ember itu telah penuh terisi...
Dan tentunya, tidak banyak yang tertumpah dari proses pengisiannya...
Beginilah cara pendidikan yang pernah Nabi contohkan....
Beliau menjadi bagian dari para sahabatnya, beliau membaur, menjadi satu, tanpa jarak, dan terus menerus mendidik tanpa menggurui...
Ikut masuk, dan dengan hidup berdampingan bersama murid-muridnya (sahabatnya), itu tidak sedikitpun mengurangi kehormatan pak Guru Muhammad di depan siswa-siswanya...
Jangan jadi Guru MUKLAS (MUlang mung neng KeLAS)...
Tapi jadilah guru NARDI (NgajAR neng endi-enDI)....
Dan ketika air hendak penuh, jika posisi sumber air terlalu jauh, maka akan lebih banyak air yang tertumpah daripada air yang terisikan...
Begitupun tentang pendidikan....
Semakin jauh guru membuat sekat dan jarak dengan anak didiknya, maka akan semakin nyaring gemercik penolakan dari diri murid tentang pendidikan akhlak yang ditanamkan...
Terlebih jika guru memposisikan diri sebagai malaikat yang tidak pernah terlihat sisi-sisi kemanusiaannya, maka murid pun akan semakin sulit menerapkan teori-teori yang mereka catat di buku pelajaran mereka...
Berbeda halnya jika cara mengisi airnya dengan selang yang dimasukkan ke dalam embernya, proses pengisian pun tenang, tanpa gemuruh percikan air, dan tanpa terasa ember itu telah penuh terisi...
Dan tentunya, tidak banyak yang tertumpah dari proses pengisiannya...
Beginilah cara pendidikan yang pernah Nabi contohkan....
Beliau menjadi bagian dari para sahabatnya, beliau membaur, menjadi satu, tanpa jarak, dan terus menerus mendidik tanpa menggurui...
Ikut masuk, dan dengan hidup berdampingan bersama murid-muridnya (sahabatnya), itu tidak sedikitpun mengurangi kehormatan pak Guru Muhammad di depan siswa-siswanya...
Jangan jadi Guru MUKLAS (MUlang mung neng KeLAS)...
Tapi jadilah guru NARDI (NgajAR neng endi-enDI)....
termasuk kaya gambar di bawah ini ga ya.. ? :D
Teori Pendidikan Ki Hajar Qodir... Hehe..
Nah ini mungkin bisa jadi inspirasi buat para guru dan calon-calon Guru nda.. cah...
Yogyakarta, 30 November 2013
Artikelnya mantappp mas...
ReplyDeletePertamax.... (h)
jadilh Guru NarDi (Ngajar neng endi2)
opo maneh neng ngisor wit sawo... ngrungokne pak guru nerangne plajaran smbil nunggu sawo nyeblok... :)
haha kelingan neng joresan kang, atau neng payaman, di ajar ngisor wes pelem :D
Deletekeren yaaa... jangan jadi guru di kelas, tapi di blog dan yutub juga.. #eh #uhuk2
ReplyDeletehehe koyo sampean la'an mas,,, :)
Delete